Sabtu, 17 Juli 2010

Darah Mamaku

Waktu mama sakit kanker kandungan, aku tahu dia tidak akan tertolong lagi. Suatu hari, sepulang dari sebuah lab. Di kota Blitar, aku naik becak dengan membawa sampel (contoh) darah mamaku. Di tanganku, aku memandang sedikit darah, yang dahulu pernah dikeluarkannya waktu melahirkan aku. Darah mama yang juga mengalir di tu-buhku saat ini.

Pertanyaanku : “TUHAN, apa yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan nyawa mamaku? Apakah yang bisa kulakukan? Tolonglah aku, TUHAN!”

JAWAB TUHAN : “Yos, darah mamamu yang kau pegang, kau TIDAK MUNGKIN MEMBALASNYA… apalagi Darah-Ku yang Kutumpahkan bagimu di atas salib…
kau TAK MUNGKIN MEMBALASNYA!

Jika aku mengangkat roti perjamuan suci dan gelas perjamuan suci, adegan ini terbayang jelas di mata batinku. Ya, aku tak mungkin membalas darah mamaku dan Tuhan Yesus yang sudah dialirkan bagiku!

Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. (Ibrani 9:13-14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar