Rabu, 18 Agustus 2010

Melihat Tuhan

Seorang temanku bertanya, apakah aku pernah melihat TUHAN.

Pertanyaan : “Kamu pernah melihat Tuhan?”

Jawabanku : “Secara fisik memang belum. Tapi kita bisa ‘merasa’kan kehadiran-Nya bukan?”

Kata temanku : “Aku pernah melihat TUHAN!” (Dengan yakin). Kemudian dia berceritera :

Pada suatu hari, beberapa tahun yang lalu dia me-ngendarai mobilnya. Saat itu dia dalam kondisi depresi dan tertekan. Dalam ke putus asa-annya dia berpikir dan me-ngambil keputusan untuk berhenti ke gereja dan melayani Tuhan Yesus. Mendadak, dia melihat sesuatu peman-dangan yang ganjil di langit. Pada sore hari itu, segumpal awan membentuk seraut wajah. Wajah seseorang yang se-ring dilihatnya di lukisan-lukisan : wajah Tuhan Yesus. Gambar itu berbentuk siluet – tampak samping. Yang menarik, wajah Tuhan Yesus terlihat sedih, menunduk, dan meneteskan air mata!

Melihat ‘pemandangan’ khusus ini, temanku sangat me-nyesali keputusannya untuk meninggalkan ibadah dan pelayanannya bagi Tuhan!

Beberapa waktu kemudian, temanku membatalkan keputusannya. Saat ini dia masih aktif dalam pelayanannya, dan Tuhan memberkati dia luar biasa!

[Dan saya teringat sebuah lagu yang syairnya berbunyi kurang lebih begini – maaf jika salah, sudah bertahun-tahun yang lalu lagu ini kami nyanyikan :

Kau, Kau tumpuan hidupku
Gelap jalanku, Kau tangisi
Di tangan-Mu masa depanku
Tuhan Yesus janganlah menangis lagi
Tuhan Yesus, Tuhan tersenyumlah kini
Telah kuserahkan seluruh hidupku dan cintaku
Agar dapat berkenan pada-Mu!]


Berapa kali mereka memberontak terhadap Dia di padang gurun, dan menyusahkan hati-Nya di padang belantara! Mazmur 78:40

Mengapa Tuhan Tidak Adil ?

Mengapa Tuhan sering dianggap tidak adil ? Temanku rajin mempersoalkan ini.

Pertanyaan : “Coba lihat, si A itu… belum bisa bekerja sudah mendapat fasilitas yang enak dari pimpinan. Sedang si B itu,
sudah ikut perusahaan ini bertahun-tahun, eh… tidak diberi fasilitas apa-apa. Mana yang katanya TUHAN itu ADIL?”

Jawabanku : “Benar juga kalau dipandang dari sisi si A atau si B tersebut. Apalagi kalau kita lihat di dunia ini : Banyak orang yang sangat kaya, tapi banyak juga yang sa-ngat miskin. Ada keluarga yang mendambakan keturunan bertahun-tahun tidak diberi oleh Tuhan, tapi ada yang hidupnya sangat sembrono, me-ngapa memiliki banyak anak? Tapi coba kita ingat, bahwa ALLAH atau TUHAN memberikan segala sesuatu dengan merata : matahari, hujan, air, oksigen, udara, kesehatan, dan sebagainya. Semua umat manusia, siapapun juga menerima hal yang SAMA. Tapi kalau “yang khusus-khusus” seperti kau sebutkan, itu adalah KEBIJAKSANAAN-NYA yang kadang kita tidak mengerti!”

Pertanyaan : “Pernah kamu merasa TUHAN tidak adil padamu Yos?”

Jawabanku : “Sering! Dulu aku pernah komplain ke pada TUHAN, mengapa aku Cuma diberi “satu mata”. Mata kananku saja yang bisa melihat. Yang sebelah kiri tidak bisa melihat. Jadi aku selama ini Cuma pakai 1 mata saja… Aku protes ke pada TUHAN!”

Pertanyaan : “Lalu, apa jawab TUHAN?”

Jawabanku : “Suatu hari, aku makan di sebuah depot. Di depanku ada seorang gadis yang juga makan. Seperti biasa, aku Cuma perhatikan saja. Nah, alangkah kagetnya aku waktu gadis itu berdiri dan berjalan ! “

Pertanyaan : “Mengapa?”

Jawabanku : “Dari cara berjalan-nya yang meraba-raba pinggir meja, dan tertatih-tatih, aku sadar bahwa GADIS ITU BUTA! Sejak hari itu aku TIDAK PERNAH MENGKOMPLAIN KE – TIDAK ADILAN – TUHAN MENURUT PANDANGANKU SAJA! “

Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. (Mazmur 139:14)

Tuhan Itu Baik Atau Jahat?

Seorang teman di desaku dulu pernah bertanya :

Pertanyaan : “Apakah TUHAN itu baik atau Jahat ?”

Jawabanku : “Pasti TUHAN itu baik.”

Pertanyaan : “Mengapa ada NERAKA? Mengapa orang berdosa di hukum, kalau TUHAN itu baik.”

[Aku Berpikir sejenak, minta hikmat dari TUHAN].

Pertanyaanku : “Pemerintah itu baik atau jahat?”

Jawaban Temanku : “Baik. Mereka membuat jalan raya, jembatan, tempat ibadah, gedung sekolah, dan lain-lain.”

Pertanyaanku : “Mengapa ada PENJARA tempat menghukum orang-orang jahat?”

Jawaban Temanku (setelah juga berpikir sejenak) : “Benar juga… ya… jika tidak ada penjara, maka orang-orang jahat akan berkeliaran, tidak dihukum dan terus-terusan berbuat jahat…”

Jawabanku : “Itulah TUHAN yang kita bicarakan…”

Sungguh, Allah tidak berlaku curang, Yang Mahakuasa tidak membengkokkan keadilan. Ayub 34:12

Samuel Belum dibaptis

Beberapa teman di gereja menanyakan kepadaku :

Tanya teman-teman : “Mengapa anakmu, Samuel belum dibaptis? Bukankah teman-teman sebayanya sudah dibaptis?”

Jawabku : “Dibaptis adalah tanda pertobatan kita. Dan, aku dan istriku tidak pernah memaksa atau meng’arah’kan anakku supaya dibaptis. Itu adalah keputusannya, yang kelak akan diambilnya jika dia benar-benar mendengar suara dari Bapa Surgawi kita. . . Bukan atas dorongan kami!”

Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Yohanes 6:44

Anakku Melihat Merah-merah Berduri

Waktu anakku masih kecil, kira-kira 3 tahun, suatu sore dia ketakutan. Matanya tak lepas dari pintu kamar kami. Aku tanya, apa yang dilihatnya :

Pertanyaanku : “Sammy, Sammy ketakutan, melihat apa ? “ (sebab aku tidak melihat apa-apa).

Jawaban Samuel : “Merah, merah, tajam-tajam seperti duri landak… (semacam landak?)”

Kataku pada Sammy : “Samuel, usir ya, merah-merah tajam-tajam itu “DALAM NAMA TUHAN YESUS… Ya?? Usir ya? “

Anakku mengangguk, dan mungkin dia berdoa dalam hatinya, dan dia tenang kembali.

Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu! Yakobus 4:7

Samuel Makan Firman Tuhan

Waktu bayi, Samuel masih kecil dan merangkak. Istriku bertanya padanya :

Kata istriku : “Sammy, kita harus rajin MAKAN FIRMAN TUHAN ya?? “ (lalu istriku ke dapur meninggalkan Samuel sendirian).

Tindakan Samuel kecil : (Bergerak, merangkak. Lalu Alkitab yang terbuka itu, benar-benar dimasukkan ke mulutnya, sampai hancur beberapa halaman).

Kata istriku : “Wah… Samuel benar-benar MAKAN FIRMAN TUHAN!” (Secara FISIK!)

Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." Yohanes 6:51

Mengapa umat Kristen percaya SEORANG tuhan yg diangkat melalui voting pada konsiliasi Nicea..?

Pertanyaan di YAHOO ANSWER :

selamat sore domba tersesaat...
bagai mana bisa seorang tukang kayu berevolusi menjadi tuhan melalui voting..?
lebih aneh lagi, voting dimenangkan oleh suara tekecil, yaitu dari sekitar 300 suara dari 1800 pendeta yg diundang.
jangan cuma jawab "ah percuma jawabnya juga,udah dibilangin kok"
hahahahahah dasar kristen * ,semuanya malah mengalihkan topik pembicaraan.dasar minoritas banksad

Jawaban saya

Sayang sekali :

Padahal SEORANG Tuhan itu telah menolong saya :

1. Waktu saya tenggelam di sungai, puluhan tahun silam, kusebut nama-Nya, Dia menyelamatkanku.

2. Dia mendengar doa-doaku dan langsung menjawab semua PROTES yang kulayangkan kepada-Nya, mengenai ketidak adilan-Nya, ke lemah lembutan-Nya, dst.

3. Waktu saya menikah, Dia memberkati pernikahanku...

4. Dia menjawab doa kami untuk merubah hati seseorang .... (setelah 2 tahun berdoa)

5. Dia yang kusapa setiap pagi, siang, sore, malam, dan tinggal di dalam hatiku...

6. SEORANG TUHAN itu yang selalu kuingat, telah berkurban bagiku, dan aku selalu mengucap syukur dan berterima kasih atas semua kasih-Nya... sampai aku sering menangis...

7. Dia telah mengampuni dosa-dosaku yang jahat, yang kuakui kepada-Nya, sampai hari ini aku bebas dari dosa itu.

8. Dia menyertaiku saat ini : di pikiran, angan-angan, detak jantung, suara hati, kegembiraan, dukaku, dan berjuta pengalamanku.

9. Dan aku menunggu2 kedatangan-Nya yang ke dua kali....
sayang sekali....

Hak Cipta © 2010 Yahoo! Southeast Asia Pte Ltd. (Co. Reg. No. 199700735D). Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.

Samuel Anak Yang Sombong

Suatu hari, pas selesai kebaktian ada teman gereja menyapa anakku yang waktu itu masih kecil, digendong mamanya. Tapi anakku tidak menjawab, mungkin tidak mendengar sapaan tadi.

Komentar temanku : “Wah, SAMUEL sombong ya?? “

Jawabanku : “Tidak! Samuel TIDAK SOMBONG! Dia hanya tidak mendengar saja… “

[Kami komitmen untuk tidak MENGAMINKAN kata-kata negatif].

Bukankah telinga menguji kata-kata, seperti langit-langit mencecap makanan? Ayub 12:11