Sabtu, 17 Juli 2010

Belajar Menerima Orang Lain

Tetanggaku, setelah cukup lama bergaul dengan kami (saya dan istri dan anak), mengaku telah menerima sesuatu yang baru, buat dipelajarinya. Walau usianya sudah lanjut, dia tak malu mengaku :

Pengakuan tetangga kami : “Saya, sekarang belajar dari mas Yos dan mbak Susan, bahwa kita harus bisa menerima orang lain. Dan, juga kita yang harus berubah lebih dahulu, barulah orang lain akan ikut bisa berubah!”

Jawab kami : “Kami juga masih belajar kepada Guru kami pak yaitu Tuhan Yesus.. makanya kami harus tetap rajin (setia) ke gereja !”

[Saya teringat pada salah satu nasehat yang kuingat dari seorang guru bahasa Inggrisku sewaktu di SMU (sekitar tahun 1985), dia menulis di buku kenangan yang kubuat untuk mengenang jasa-jasa mereka kepadaku : Ditulis dalam bahasa Inggris, tapi kuterjemahkan secara sederhana :

Tuhan, berilah aku keberanian
untuk mengubah apa yang BISA KUUBAH
Berilah aku ketabahan
untuk menerima apa yang TIDAK BISA KUUBAH
Dan berilah aku hikmat (wisdom)
untuk membedakan antara keduanya.


Penerapan di kehidupanku adalah : aku tidak akan memaksa orang lain berubah, tapi akulah yang harus berubah. Dan untuk mengerti ke dua hal itu, mana yang bisa kuubah dan mana yang tidak mungkin mampu kuubah, aku sangat membutuhkan hikmat dari Tuhan!]

dan ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati bapa-bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar dan dengan demikian menyiapkan bagi Tuhan suatu umat yang layak bagi-Nya." Lukas 1:17

Tidak ada komentar:

Posting Komentar